Evaluasi Komisi C, Paerong: Akhir Tahun Proyek Fisik Terhambat Sebabkan Hutang Berantai


TIMIKA, KontenMimika.com – Aloisius Paerong, Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Mimika menyoroti pengerjaan proyek-proyek pemerintah di akhir tahun 2023 ini. Menurutnya banyak proyek belum berkontrak lantaran para kepala OPD di lingkup Pemkab Mimika sedang di luar kota dalam rangka pembahasan APBD Induk tahun 2024.

“Banyak proyek belum berkontrak. Kepala dinas, pimpinan OPD lagi fokus bahas APBD dengan Banggar (Badan Anggaran DPRD) di Jayapura. Sekarang semua lagi berpacu, sehingga sangat dibutuhkan pengambil keputusan berada di tempat,” ujarnya.

Lagi kata Louis, demi memaksimalkan penyerapan anggaran APBD 2023, maka kepala OPD harus berada di tempat, lantaran urusan-urusan administrasi yang harus ditandatangani.

“Semua OPD lagi mau memaksimalkan penyerapan anggaran, sementara juga ada urusan administrasi. Banyak kegiatan yang menunggu, juga banyak proyek yang sudah selesai tapi mengantri untuk PHO, yaitu pemeriksaaan sebelum dilakukan pembayaran 100 persen. Antrian banyak tapi orang yang urus sedikit, ” sebutnya.

Menurutnya, sering kali terjadi di akhir tahun pengerjaan proyek terkesan terburu-buru sehingga hasil kualitas pekerjaan tidak maksimal.

“Oleh sebab itu, ini yang kami evaluasi. Menjelang akhir tahun ini semua orang berpacu, pembayaran pekerjaan dipacu, sehingga kualitas pekerjaan nanti yang jadi korban,” sebutnya.

Menurutnya, pengerjaan proyek dengan tenggat waktu akhir tahun di 31 Desember, menghadapi kendala yaitu ketersediaan SDM tukang dan masalah material bangunan yang biasanya sudah tidak gampang untuk dicari.

“Di akhir tahun, biasanya tukang susah dicari, material juga susah. Banyak keluhan sekarang terjadi. Bukan karena tidak ada uang, tapi uang banyak tapi tidak bisa dicairkan,” ungkapnya.

Selain itu, Louis Paerong mengatakan, terjadi hutang berantai lantaran tidak bisa dicairkannya anggaran pembayaran pekerjaan, karena terhambat masalah administrasi.

“Kontraktor hutang material di toko, dan di tukang. Tukang pun hutang di warung untuk rokok, makan, nunggak kos-kosan jadi hutang berantai. Bisa menyebabkan juga tindak kekerasan di keluarga, karena masalah perut dan kebutuhan lainnya, apalagi jelang akhir tahun,” tandasnya. (Admin)

Berita Terkait

Top