2024, MUI Nyatakan Sikap Netral Politik

Timika, KontenMimika.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mimika, sebagai pelayan ummat semampunya, menyatakan diri bebas dari praktek politik namun dengan tidak membatasi hak masing-masing umat Islam Kota Dollar.
“Tunjukkan loyalitas dan dedikasi di masa kekinian tentu berbeda dengan situasi lalu. Situasi saat ini penuh dengan problema keumatan,”
“Apalagi Tahun 2024 adalah tahun politik, maka MUI kata Ustadz Amin, harus menunjukkan sebagai lembaga yang netral sekalipun punya pilihan masing-masing,” ujar Ustadz H. Muh. Amin AR, Sag yang kembali memimpin MUI untuk periode 5 tahun ke depan, 2023 – 2028.
Amin terpilih untuk periode yang ke-4 menakhkodai MUI Mimika.
pada Sabtu, 20 Januari, Ketua MUI Provinsi Papua, KH. Saiful Islam Al Payage, secara langsung mengukuhkan kepengurusan MUI Mimika di Serayu, Jalan Yos Sudarso.
KH. Payage memimpin pengucapan sumpah janji serta penandatanganan berita acara.
Ketua MUI Mimika, Amin mengatakan, pemilihan kepengurusan MUI tidak seperti Ormas lainnya karena berdasarkan AD/ART yaitu sesuai perkhidmatan ulama.
“Dalam forum mulia MUI, betul-betul adalah garda terdepan sebagai ulama adalah pewarisnya Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.
Selanjutnya MUI sebagai mitra pemerintah daerah juga terus berdampingan dan mendukung peran pemerintah daerah.
“Kontribusi pemerintah daerah kepada umat Muslim seperti intensif imam masjid, pembangunan masjid dan sekolah, rasa aman. MUI, tidak akan bisa melakukan banyak program tanpa ada sinergitas dari Ormas lain,” ungkapnya.
Sementara itu sesuai dengan tema pengukuhan hari ini yakni meneguhkan peran MUI dalam mewujudkan Islam Wasathiyah di Kabupaten Mimika.
Ustadz Amin menyebut jika MUI menjadi Islam yang berada di tengah-tengah dan tidak berat sebelah.
Terakhir, secara konsensus ulama-ulama nusantara sebelum Indonesia merdeka, bahwa NKRI adalah Darussalam bukan Darul Islam yakni sebagai negeri yang aman dan sentosa serta bukan negara Islam.
“Dari Sabang sampai Merauke, kita negeri yang aman dan sentosa bukan negara Islam,”ungkap Ustadz Amin.
Menutup arahanya, Ustazd Amin merasa bangga dengan ulama-ulama di Timika.
Ada 97 orang pengurus MUI yang memiliki titel pendidikan yang mumpuni sehingga diharapkan ke depan untuk penceramah menggunakan SDM dari Timika saja dan bukan didatangkan dari luar daerah.
Terpilih lagi sebagai Ketua MUI untuk lima tahun ke depan, Ustadz Amin mengungkapkan jika ia bukanlah yang terbaik dan masih butuh dukungan dan saran serta kritik yang membangun.
“Saya Ustadz Amin ini bukan yang terbaik, maka masih butuh kritik yang membangun, mari kita kerja sama, Ormas Islam yang ada serta adanya dukungan pemerintah,” jelasnya.
Setelah pengukuhan ini, akan dilanjutkan dengan rapat kerja dan pelantikan pengurus MUI di 7 distrik.
KH. Saiful Islam Al Payage dalam arahannya mengatakan berada dalam kepengurusan MUI merupakan pengabdian dan memikirkan kepentingan umat.
Menurutnya orang yang paling penting adalah yang bermanfaat bagi sesama dan menegakkan kalimat Allah SWT.
Dengan jumlah umat Islam yang paling terbesar di dunia yakni di Indonesia ini, MUI hadir untuk menyelesaikan masalah keumatan.
“MUI harus menuntun kemaslahatan umat, kita punya peranan di Papua khususnya ada dua hal yang mendasar yakni menjaga keutuhan, persaudaraan dan menjaga kebangsaan,” jelasnya.
Staf Ahli Bupati Mimika, Yakobus Kareth dalam sambutannya, pemerintah mengajak agar dapat terus menjalin kebersaamaan dan saling bergandengan tangan yang baik dalam upaya mewujudkan masyarakat yang adil dan sentosa.
Umat Islam juga diharapkan bisa terus menunjukkan toleransi antar umat Islam.
“Lembaga MUI diharapkan juga bisa memberikan informasi kepada masyarakat untuk tidak terjerumus ke dalam paham radikalisme,” tandasnya. (D’Si)
-
Advertisement