Puskesmas Wakia Jemput Bola Cari Anak yang Ikut Orang Tua Mencari Nafkah, Belum Capai 50 Persen Target Karena Ada Selisih Data


Timika, KontenMimika.com – Pelayanan pemberitan 2 tetes manis Pin Polio di wilayah kerja Puskesmas Wakia sejauh ini telah menyasar 342 anak.

Kepala Puskesmas Wakia Anny Syulce Eluay mengatakan, jumlah ini merupakan setengah atau 50% dari data jumlah sasaran yang diberikan oleh Dinas Kesehatan MELALUI  Pusdatim, yaitu sebanyak 783 anak harus mendapatkan pelayanan Pin Polio.

Menurutnya, terdapat selisih antara data tersebut dengan jumlah anak yang ada di lapangan. Namun hingga saat ini petugas terus melakukan pelayanan walau dengan melintas medan yang sulit.

Kebanyakan anak di saat libur sekolah ikut dengan orang tuanya, entah untuk mendulang atau ke lokasi mencari ikan, sehingga petugas harus mencari lokasi tersebut untuk memberi pelayanan Pin Polio bagi anak.

“Data jumlah sasaran yang diberikan oleh Dinkes kepada Puskesmas Wakia terdapat 783 anak, untuk data anak sendiri di Puskesmas Wakia terdapat 342 anak. Jadi, terdapat sedikit kesenjangan data untuk capaian polio,” sebutnya.

Adapun capaian Puskesmas Wakia dalam pelayanan Pin Polio tahap satu, dua dan tiga belum di angka 50%.

“Untuk tahap pertama 350 anak 44,7%, tahap dua 234 anak 29,9%, tahap tiga 143 anak,” jelasnya.

Kapus Wakia mengatakan, pelayanan tersebut dilakukan dengan menjemput bola atau mendatangi warga masyarakat pada tempat tinggal mereka ataupun di mana lokasi tempat mereka mencari ikan sehari-hari.

“Petugas kami mencari masyarakat hingga ke pesisir pantai dan tempat di mana masyarakat melakukan aktifitas pendulangan,” ungkap Anny.

Puskesmas Wakia sendiri mempunyai wilayah kerja di Distrik Mimika Barat Tengah, terdapat sembilan kampung, namun 5 kampung masuk dalam wilayah pelayanan Puskesmas Mapar.

“Sehingga jangkauan pelayanan Pin Polio puskesmas hanya melayani 4 kampung yakni Kampung Uta, Mupuruka, Wumuka, dan Kapiraya.

Kendala dalam pelayanan  adalah masyarakat lebih banyak di luar kampung. Karena hari libur anak sekolah, sehingga petugas harus mencari dan menelusuri keberadaan masyarakat di mana aktifitas mereka berada.

“Kendala petugas itu, masyarakat yang tidak selalu berada di kampung lebih banyak mereka mendulang dan mencari di pesisir pantai. Sehingga petugas harus turun langsung untuk mencari masyarakat dengan medan yang susah,” tandas Kapus Wakia Anny Eluay. (Admin)

Berita Terkait

Top