Baru 7 Balon Serius Jadi Anggota MRP Papua Tengah, 44 Balon Lainnya Ditunggu Sampai Sabtu

Timika, kontenmimika.com – Dari sebanyak 51 bakal calon (balon) Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Tengah asal Kabupaten Mimika, baru 7 orang yang mengembalikan berkasnya ke Kantor Sekretariat Pemilihan Anggota MRP Periode 2023-2038, Jalan Cenderawasih, hingga saat berita ini dibuat, Kamis (11/05/2023).
Ketua Sekretariat, Lukas Lulilasang, saat dijumpai media mengatakan, batas pengumpulan berkas sampai dengan Sabtu depan, 13 Mei. Ia mengimbau para kandidat lainnya untuk segera mengembalikan berkas agar bisa masuk dalam tahap seleksi selanjutnya.
“Bakal calon anggota MPRP yang sudah mengambil berkas formulir ada 51 orang. Batas pengembalian adalah hari Sabtu. Sampai saat ini baru 7 (tujuh) orang kembalikan berkas,” ujarnya.
Lagi katanya, mengenai kuota Anggota MRP bagi Kabupaten Mimika, ada sebanyak 4 kursi. Yaitu 2 kursi dari lembaga adat dan 2 kursi dari lembaga perempuan.
“Selain rekomendasi lembaga adat dua suku besar Mimika, ada juga rekomendasi dari lembaga perempuan. Ada dua, yaitu Solidaritas Perempuan Papua Kabupaten Mimika yang diketuai Ibu Ros Kabes, dan Lembaga Pemberdayaan Perempuan Amungme Kamoro,” bebernya.
Menurutnya, pihaknya memfasilitasi kelengkapan persyaratan dokumen surat keterangan kesehatan jiwa, dengan mendatangkan dokter spesialis jiwa dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Abepura, Jayapura.
“Kita seleksi berkasnya, dan diuji kesehatan rohaninya. Kami panitia telah mengundang tim dari RSJ jayapura untuk hadir ke sini. Pelaksanaan tes kejiwaan akan dilakukan di sekretariat,” ungkapnya.
“Sebagian besar yang sudah mengembalikan berkas, ada 7 (orang), mereka sudah mengurus dokumen sehat jiwa. Bagi yang belum mengurus, kami sediakan tim,” tambah Lukas.
Dalam tes wawancara dari panitia seleksi nantinya aka nada 10 item indokator tes, yang menyatakan bakal calon lolos jadi Anggota MRP.
“Tes wawancara sekitar dua hari. Tes wawasan kebangsaan, loyalitas, dan lainnya. Ada 10 item indikator dalam tes. Yang terpenting juga harus mengerti adat dari wilayah setempat, dan juga urusan keterwakilan perempuan,” tandasnya.