FGD, Smart City 2.0 Bukan Hanya Peran Pemkab dan OPD-nya tapi Juga Warga Mimika


Timika, KontenMimika.com –  Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Mimika menggelar Focus Group Discussion (FGD) sebagai bagian dari implementasi program Pengembangan dan Pengelolaan Ekosistem Kabupaten-Kota Cerdas Tahun Anggaran 2023, di Hotel Horizon Ultima, Jalan Hassanudin, Selasa sampai Rabu (30-31/05/2023).

Agenda yang dibahas dalam FGD kali ini untuk mematangkan penyusunan revisi masterplan smart city dan menyiapkan Kabupaten Mimika untuk mengikui evaluasi tahap I dari Kementerian Kominfo RI.

Dikutib dari situs resmi Pemkab Mimika, sambutan ketua panitia oleh Plt. Kepala Dinas Kominfo, Albertus Tsolme, berharap peserta dapat mengikuti kegiatan dengan baik untuk kepentingan Mimika menuju kabupaten/kota cerdas.

“Saya minta kesediaan dari bapak dan ibu peserta untuk mengikuti kegiatan ini selama dua hari,” ujarnya.

FGD ini dilaksanakan selama dua hari, dengan agenda pada hari pertama Selasa (30/05/2023) yakni diskusi bersama antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam penyusunan revisi masterplan, dan rapat dewan smart city sebagai agenda hari kedua, Rabu (31/05/2023) sekaligus penutupan kegiatan FGD.

FGD diikuti oleh perwakilan dan operator masing-masing OPD, Forkopimda serta wartawan media, diharapkan dapat menghasilkan revisi masterplan smart city atau masterplan smart city versi 2.0 yang akan digunakan lima tahun ke depan.

Narasumber kegiatan FGD kali ini yaitu Dr. techn. Wikan Danar Sunindyo, ST, M.Sc, Ir. Windy Gambetta, MBA, Adi Mulyanto, ST, MT dan Doddi Septian serta Nofandi Surya, dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB), yang juga merupakan pembimbing gerakan menuju 100 Smart City Kemenkominfo untuk Kabupaten Mimika.

Windy Gambetta dalam pemaparannya mengatakan bahwa masterplan smart city versi 2.0 ini akan melanjutkan versi 1 yang sudah berjalan lima tahun sejak Mimika ditetapkan menjadi salah satu dari 25 kabupaten/kota smart city pertama di Indonesia.

“Smart city bukan hanya dilakukan oleh Dinas Kominfo atau Pemda, namun seluruh masyarakat berpartisipasi atau terlibat dalam program smart city, untuk pembangunan yang inovatif, terintegrasi dan berkelanjutan,” ujarnya.

Windy menyebutkan bahwa hasil evaluasi smart city versi 1 di Mimika yang sudah berjalan selama ini ada sisi positif, karena sudah memiliki masterplan.

“Namun kelemahannya, Dewan Smart City belum berjalan maksimal. Belum semua OPD berpartisipasi atau terlibat dalam program smart city, dan kegiatannya belum terpadu. Sehingga bisa dikatakan bahwa Mimika Smart City versi 1.0 masih terbatas dan belum optimal,” sebutnya.

Windy menekankan pentingnya komitmen mulai dari pimpinan daerah hingga seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan smart city di Mimika. “Perlu dukungan anggaran dari masing-masing OPD dan yang terpenting kegiatan pemda harus terpadu dan tidak saling tumpangi tindih,” ungkapnya.

Lagi katanya, meski Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Mimika akan berakhir, namun banyak hal masih tetap akan berkelanjutan.

“Tujuan smart city supaya layanan dirasakan oleh masyarakat, baik di kota maupun di kampung. Layanan pada masyarakat tidak selalu harus menggunakan fasilitas internet, sehingga harus dipikirkan layanan apa yang bisa sampai pada masyarakat di kampung. Kalau perlu jemput bola memberikan pelayanan pada semua lapisan masyarakat,” tandasnya.

Di sesi kedua pada hari pertama, FGD dilanjutkan dengan diskusi bersama sesuai dimensi smart city yang ada yaitu smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society dan smart environment. (Dis)

Berita Terkait

Top