Ketua Lemasa John Magal Kecam Penodongan Senjata Api ke HAPAK, Minta Oknum Ajudan dan Kadis Dievaluasi


Timika, KontenMimika.com – Ketua Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa), Menuel John Magal, mengecam kejadian oknum ajudan salah seorang kepala dinas di Pemerintah Kabupaten Mimika, yang menodongkan senjata api kepada Ketua Honai Adat Pengusaha Amungme Kamoro (HAPAK) dan 3 orang anggotanya, pada Selasa 30 April 2024.

Menurutnya, hal itu merupakan tindak kekerasan yang tidak pantas dipertontonkan di muka publik. Apalagi mengaitkan seorang pengayom dunia pendidikan di Mimika yang seharusnya menjunjung tinggi nilai moral dan etika.

“Saya kaget melihat berita ini, ada ajudan dari kepala dinas pendidikan menodongkan senjata kepada Hapak, itu anak-anak lokal Amungme Kamoro. Pengusaha-pengusaha lokal, mereka sedang berorganisasi, berusaha untuk bangkit, kenapa mendapat perlakukan yang identik dengan kekerasan,” ujar John Magal via sambungan telepon, Rabu 1 Mei 2024.

Menurutnya, HAPAK sebagai organisasi yang berdiri sebagai tanda kebangkitan generasi Amungme dan Kamoro dalam bidang bisnis, sehingga seharusnya mendapat perhatian lebih dari pemerintah.

“Untuk kepala OPD di Timika, bekerja samalah dengan baik dengan masyarakat, dengan ramah. Sekian puluh tahun pemerintah berdiri di Timika sudah berdiri 28 tahun, anak-anak lokal jarang bangkit,” sebutnya.

“Dengan adanya Hapak, maka ada kebangkitan pengusaha lokal. Berikan kesempatan mereka untuk mengerjakan proyek atau apa, untuk mendukung mereka. Ini tanggung jawab pemerintah untuk Amungme Kamoro,” tegasnya.

Menurut Magal, penodongan senjata api oleh oknum ajudan kepala dinas itu tidak mencerminkan norma etika seorang pimpinan yang seharusnya merakyat.

“Ini tidak pantas dipertontonkan di muka publik. Di situ ada norma etika yang harus dijunjung tinggi. Kekerasan yang ditonjolkan, kalau orangnya perlakuannya seperti ini, ngapain urus pendidikan?” sindirnya.

Dengan berlakunya Undang Undang Otonomi Khusus (Otsus) Papua, maka perlu diwujudkan dalam implementasi nyata agar tujuan UU itu tercapai, yaitu bagi peningkatan derajat hidup Orang Asli Papua di segala bidang.

“Dari Lemasa menghimbau semua OPD di Mimika harus ada kolaborasi. Di Undang Undang Otsus ada affirmasi, ini diskriminasi positif, berikan perlakukan khusus kepada pengusaha lokal, supaya mereka bangkit di bidang bisnis,” pintanya.

“Apa lagi sekarang APBD Pemkab Mimika sampai 7.5 triliun, ini untuk bangun siapa? Untuk siapa Otsus ini, untuk OAP atau mau kembali kepada non-OAP?”

Ketua Lemasa, John Magal meminta kejadian penuh intimidasi ini ini tidak terulang kembali.

“Apa yang terjadi, ini harus jadi yang pertama dan terakhir kalinya. Ini tidak pantas terjadi. Kepada POM kami minta agar menyelidiki dan ditegakkan kebenaran dan keadilan. Kami dari Lemasa akan pantau perkembangan kasus ini,”

“Harus diproses. Kalau melanggar mereka punya SOP, tolong berikan sanksi sesuai perbuatan oknum,” tegasnya lagi.

Sementara bagi kepala dinas bersangkutan, John Magal meminta agar ada evaluasi dari pimpinan daerah terkait nilai etika yang dilanggar pejabat publik.

“Bupati dan Sekda tolong evaluasi. Harus ada penilaian tentang etika. Kalau ada komisi etik di tubuh pemerintah daerah, maka kelakukan kepala dinas Ibu Jeni ini harus dievaluasi. Ini mempermalukan Pemda Mimika. Jangan lagi ada OPD di Timika menodongkan senjata kepada orang-orang lokal,” tandasnya.

HAPAK Melaporkan Kronologi ke Subden POM.

HAPAK sendiri telah melaporkan ajudan Kadis Pendidikan Mimika ke Subden POM, atas dugaan tindakan penodongan senjata api kepada personil organisasi bermuatan kearifan lokal Mimika itu.

Ketua HAPAK, Oteanus Hagabal menjelaskan, kejadian berawal saat dirinya bersama 3 anggota organisasi yang dipimpinnya hendak menjumpai Kepala Dinas Pendidikan, Jeni Usmani, pada Selasa siang, 30 April 2024.

Hari itu merupakan ketiga kalinya HAPAK berupaya menjumpai Kadis Pendidikan Mimika.

Setelah menunggu berjam-jam ternyata kadis bersangkutan tidak menggubris kedatangan HAPAK, malahan keluar dari ruangannya begitu saja hendak meninggalkan kantor dinas tanpa mau bertemu.

Kejadian itu menyulut perdebatan adu mulut antara HAPAK dan Kadis Pendidikan, dari dalam kantor sampai ke halaman kantor.

“Kami datang ke sana untuk bertemu dengan baik, ibu kepala dinas juga ada, tapi kami menunggu hampir berjam-jam tidak bisa bertemu dengan beliau,” ujar Oteanus Hagabal saat konferensi pers di Sekretariat HAPAK, Selasa 30 April 2024.

Lagi katanya, setelah adu mulut itu datanglah ajudan pengawal Kadis Pendidikan langsung menodongkan senjata tepat di hadapan para pengurus HAPAK.

Merasa ditantang, para pengurus HAPAK terlibat pertengkaran mulut hingga sang pengawal mengeluarkan tembakan peringatan ke atas sebanyak dua kali.

Selanjutnya, Kadis Pendidikan menarik pengawalnya pergi meninggalkan lokasi.

“Kami sudah menyurat, kami datang secara baik malah diperlakukan seperti itu,” keluh Sekretaris HAPAK, Araminus Omaleng. (TIM)

Berita Terkait

Top