Pemkab Mimika & Freeport Bahas Penanggulangan Stunting Dengan Pangan Lokal di Para-para SDGs Timika NoKen ‘No Komen’

Timika, KontenMimika.com – Untuk mencapai Tujuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs), Pemerintah Kabupaten Mimika bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) membentuk Forum Kemitraan Multi-Stakeholder yang melibatkan lintas sektor.
Melalui forum ini, Bappeda Mimika bersama PTFI dan mitra kembali menggelar dialog bertajuk “Para-para SDGs Timika (PaSTi) No-Komen (NoKen)” untuk kali ke-5 di Timika.
Slogan PaSTi NoKen merupakan singkatan dari Para-para SDGs Timika No Komen. Slogan ini memiliki makna filosofis dari kearifan lokal Papua, yaitu “Para-Para” yang berarti membicarakan segala hal menyangkut tujuan bersama guna memberikan manfaat bersama, serta menjadi komitmen bersama.
Sedangkan “NoKen” mengambil konteks budaya setempat, yaitu “noken” yang berfungsi sebagai wadah untuk mengisi apa yang dibawa, dan memiliki arti apa pun yang sudah diisi di dalam noken tidak akan dikomentari (No-Komen) kembali, agar dapat segera diolah dan ditindaklanjuti bersama dalam semangat kemitraan dan kolaborasi.
Dalam kesempatan forum dialog PaSTi NoKen yang berlangsung di Hotel Swiss-Belinn Timika , Rabu (19/6/2024), Bappeda Mimika dengan dukungan PTFI, mengangkat tema “Penanggulangan Stunting Melalui Penguatan Ketahanan Pangan Lokal”.
Tema ini sesuai dengan tujuan SDGs nomor 2, Tanpa Kelaparan atau “Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi yang Baik, serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan”.
Sebagaimana diketahui, sagu selama ini telah menjadi panganan lokal masyarakat Papua. Selain itu, masih ada makanan lokal lain yang juga penuh gizi dan bermanfaat untuk menanggulangi stunting sebagaimana yang disampaikan oleh Dinas Ketahanan Pangan.
Tak hanya itu, dalam kesempatan yang sama, Departemen Community Health PTFI turut memaparkan program stunting yang merupakan kerja sama PTFI dengan USAID.
Sejalan dengan semangat dialog PaSTi NoKen 5, Sekretaris Bappeda Mimika, Yoseph Mangasa terus mengajak semua pihak untuk melakukan akselerasi dalam realisasi pencapaian SDGs.
“Caranya adalah dengan menggabungkan dan sinkronisasi seluruh potensi yang ada. Kolaborasi baik dari sektor pemerintah kabupaten dan desa, pelaku usaha, berbagai lembaga serta komunitas masyarakat lainnya, perlu diupayakan sinergi sehingga dapat didokumentasi ke dalam dokumen Rencana Aksi Daerah,”
“Khususnya siapa berbuat apa dan di mana. Hal ini penting agar sasaran program dan kegiatan dampaknya dapat langsung dirasakan masyarakat,” kata Yoseph Manggasa. (Admin)